Semakin tergelitik saya saat membaca tweet terbaru dari pak Mario Teguh yang kembali menyinggung masalah game. Ada apa sih sebenarnya yang salah dengan hiburan yang bernama game? toh game juga sama seperti hiburan lainnya seperti baca buku, nonton berita dan lain sebagainnya. Lantas, mengapa jika ada anak yang hobi main game dan gagal dalam sesuatu hal yang salah gamenya? kok bukan anaknya? oke kita akan mencoba membahas ambigu yang terjadi ini.
Di Indonesia sendiri kecuali di kalangan komunitas pencinta games, citra hiburan ini termasuk buruk. Kenapa demikian? karena yang terlihat di mata masyarakat hanya hal buruknya saja, seperti anak-anak yang bolos sekolah hanya untuk mengejar event atau meanaikkan exp characternya di warnet. Anak kecil yang mencuri untuk bermain di warnet, begadang semalaman bermain game dan sebagainya. ya karena di Indonesia sendiri masyarakatnya sangat menyukai berita-berita kriminal, ada kasus pembunuhan beruntun, koran pasti laku keras. Jarang sekali media masa di Indonesia memberitakan hal-hal positif yang terjadi. Jika ada, mungkin hanya 5% dari porsi berita yang ditayangkan secara keseluruhan.
Dari opini publik yang buruk tentang game inilah mungkin opini Pak Mario Teguh tentang game terbentuk. Sayang sekali pak, opini bapak sepertinya kali ini salah. jujur saja, saya merupakan pengagum Pak Mario Teguh. Sering kali saya dibuat terkesan dengan cara beliau melihat sesuatu dari pandangannya. Tapi kali ini, saya berdiri untuk menegakkan dan mempercayai apa yang saya percaya.
Satu yang perlu kita ketahui, game itu bukan untuk orang bodoh atau orang yang kurang inovatif. Tidak percaya, kita bisa ambil contoh dari game Angry Birds. kalau kita bodoh dan tidak inovatif, bagaimana cara kita menjatuhkan babi-babi dalam game ini?asal lempar burungnya saja? ya berabe.
Bagi yang sudah lama berkecimpung lama di dunia game pasti kenal dengan game yang namanya Profesor Layton, Jika kamu orang yang bodoh dan kurang inovatif, Saya yakin pasti kamu tidak akan bisa menyelesaikan game ini.
Juga, game itu sekarang sudah dianggap sebagai olahraga otak dan sudah masuk ke ranah Electronic Sports. Sebut saja, Turnamen, PBNC untuk Point Blank, Nintendo World Championship dan turnamen lainnya. Dari turnamen ini saja tim-tim tersebut dapat menghasilkan pendapaatn yang besarnya milyaran rupiah. Tidak sembarangan orang bisa mengikuti turnamen ini, hanya orang yang cerdas dan inovatif dalam menemukan gaya permainannya sendirilah yang dapat mengikuti event ini.
Gamer yang tidak mempunyai kemampuan yang baik tapi kreatif juga bisa sukses. lihat saja Pew Die Pie youtubers yang menghasilkan uang dengan mengupload videonya yang sedang bermain game. Pewdiepie hanya satu dari sebagian orang kreatif di bidangnya. Masih banyak chanel-chanel youtube lainnya dan gamer-gamer sukses yang bertebaran di muka bumi ini.
Melalui tulisan ini, saya ingin memnyampaikan ke masyarakat luas bahwa, game itu tidak menyebabkan efek apapun terhadap seseorang. Yang menyebabkan efek yang berimbas kepada hal lain yang sedang dikerjakan itu diri mereka sendiri. Bermain game itu tidak gampang, layaknya sepakbola, game itu juga memiliki tingkatan-tingkatannya sendiri. Game itu hanya hobi. Semua yang terjadi pada diri kita ya karena diri kita sendiri.
Intinya, janganlah melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang, kalu kita umpamakan, sudut itu ada 360 derajat yang berarti kita mempunyai 360 cara pandangan terhadap sesuatu. Game itu tidak seburuk yang masyarakat pikirkan, game juga dapat melatih otak, game juga menurut saya lebih baik dari membaca komik atau menonton video/tv yang sifatnya pasif.
Jika kita berpikir positif, mungkin pak mario teguh tidak bisa mencari contoh yang lain selain game, ya maklum saja karena game citranya sudah buruk di masyarakat. Sekarang, tinggal kita para penikmat game yang dapat membersihkan citra itu. Tujuan saya disini hanya meluruskan karena statement Pak Mario Teguh yang menganggap gamer tidak bisa berpikir cerdas dan inovatif. Happy Gaming :) .
courtersy image : Facebook.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar